Deteksi Dini Depresi Postpartum Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman
Early Detection Of Postpartum Depression In Postpartum Mothers In The Working Area Of Puskesmas Pekauman
DOI:
https://doi.org/10.54100/bemj.v8i1.275Keywords:
Depresi, Deteksi, EPDS, PostpartumAbstract
Latar Belakang: Secara global, kejadian depresi postpartum mencapai 300 juta orang wanita dan negara-negara di Asia dengan angka kejadian yang masih tinggi, berkisar antara 28% - 85%. Di Indonesia, angka kejadian depresi postpartum mencapai sekitar 18,37%. Angka kejadian ini mungkin dapat meningkat seiring dengan isu gangguan kesehatan mental yang semakin banyak terjadi di era ini. Mendeteksi kejadian depresi postpartum dapat dilakukan menggunakan kuisioner EPDS yang interpretasinya terbagi menjadi 4 kategori; tidak depresi (skor 1-3), depresi ringan (skor 4-9), depresi sedang (skor 10-12) dan kategori berat (>13). (Cox, 1987 dalam Alesandro et al, 2022). Tujuan: Mengetahui kejadian depresi postpartum pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pekauman. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel menggunakan total sampling pada 40 orang ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Pekauman. Tekhnik pengumpulan data menggunakan kuisioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang telah teruji validitas secara internasional dan nasional, dan hasil penelitian menggunakan metode analisis data univariat. Hasil: Penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Pekauman dengan mengggunakan kuisioner EPDS yang terdiri dari 10 pertanyaan, mayoritas ibu postpartum mengalami depresi ringan 18 orang (45%), dan terdapat 6 orang ibu postpartum dengan tingkat depresi berat (15%). Simpulan: Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pekauman, dengan mayoritas ibu postpartum mengalami depresi ringan dan terdapat beberapa ibu postpartum mengalami depresi berat yang direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan bidan untuk dilakukan deteksi dini depresi postpartum dan jika bidan menemukan gejala depresi postpartum, maka bidan dapat melakukan rujukan ke layanan kesehatan jiwa atau dokter spesialis kejiwaan untuk perawatan depresi dan perencanaan pengobatan yang tepat.