Peran Kader Remaja Terhadap Perilaku Konsumsi Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi
DOI:
https://doi.org/10.54100/bemj.v8i1.279Keywords:
Kader remaja, posyandu, gizi seimbang, kesehatan reproduksiAbstract
Permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia saat ini telah menjadi permasalahan gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Kelompok remaja merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami masalah gizi (gizi lebih atau gizi kurang). Pemberdayaan masyarakat adalah solusinya dapat memungkinkan generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam kesehatan masyarakat. Kegiatan dibentuk Program Pemberdayaan Masyarakat yang melibatkan remaja bertujuan untuk mengoptimalkan status kesehatan remaja. Pemberdayaan remaja dilakukan melalui pendirian pos pelayanan remaja, rekrutmen kader kesehatan remaja, pelatihan kader remaja yang menyediakan prasarana dan media pendukung promosi kesehatan dan pos konseling untuk remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kader kesehatan remaja dalam upaya peningkatan perilaku konsumsi gizi seimbang pada remaja. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode analitik metode observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Datanya adalah dikumpulkan dengan menggunakan angket dan lembar observasi perubahan perilaku remaja yang terlibat di dalamnya kader kesehatan remaja. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang tergabung dalam kader Kesehatan remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kader aktif dalam posyandu remaja yaitu 19 (70,4%) kader. Kader yang berperan aktif terhadap perilaku konsumsi gizi seimbang dalam kesehatan reproduksi berjumlah 14 (73,6%). Terdapat hubungan yang signifikan antara peran kader remaja terhadap perilaku konsumsi gizi seimbang dalam kesehatan reproduksi dimana p sama dengan 0,038 (p kurang dari 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kader memiliki peran penting dalam memberi edukasi kesehatan tentang gizi seimbang terutama pada remaja melalui kegiatan posyandu remaja, semakin rendah pengetahuan mahasiswa tentang gizi dan semakin kurang baik pola konsumsi mahasiswa maka akan semakin besar kemungkinan untuk memiliki status gizi kurus atau gemuk.