Penerapan Terapi Inhalasi Uap Air Dengan Minyak Kayu Putih Untuk Meredakan Sesak Napas Dan Mengencerkan Dahak Pada An. B Dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Dengan Diagnosa Medis TB Paru Di Ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono
DOI:
https://doi.org/10.54100/bemj.v8i2.423Keywords:
Minyak Kayu Putih, Terapi Uap, TuberkulosisAbstract
Mycobacterium tuberculosis adalah agen penyebab penyakit menular yang dikenal sebagai tuberkulosis paru (TB). Untuk meredakan sesak napas dan dada sesak tanpa harus minum obat, cobalah menghirup uap dari alat penguap air panas yang dicampur dengan kayu putih. Eucalyptol (cineole) yang ditemukan dalam daun Melaleuca memberi minyak kayu putih sifat anti-inflamasi, bronkodilator, dan mukolitiknya. Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas terapi inhalasi uap air panas dengan minyak kayu putih terhadap pengeluaran dahak, penurunan sesak napas, dan normalisasi laju pernapasan pada pasien TB Paru di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi kasus dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Sampel dipilih menggunakan purposive sampling dengan kriteria diagnosis TB Paru, usia anak, bersihan jalan napas tidak efektif, frekuensi napas lebih dari 20 kali per menit, bersedia menjadi responden, dan dirawat di ruang Aster. Hasilnya memperlihatkan bahwa terapi ini berhasil menurunkan frekuensi pernapasan pasien, dan pemberiannya tiga kali sehari diyakini memfasilitasi pengeluaran dahak serta mengurangi sesak napas. Disimpulkan bahwa terapi ini berhasil menurunkan laju pernapasan pasien ke kisaran normal, meningkatkan produksi dahak, dan memperbaiki SPO2. Ketika pasien mengalami kesulitan membersihkan saluran napas, perawat dan anggota keluarga harus mencoba pengobatan inhalasi uap air dengan minyak kayu putih.