Kajian Aspek Sosial Penanganan Stunting
DOI:
https://doi.org/10.54100/bemj.v8i1.376Keywords:
Aspek Sosial, Penanganan stunting, BalitaAbstract
Stunting disebabkan oleh multifaktor, beberapa diantaranya adalah status gizi, sanitasi lingkungan, PHBS, dan Pelayanan KIA. Selain itu, sosial ekonomi (kemiskinan, pendidikan dan pendapatan) menjadi faktor predisposisi terjadinya stunting. Stunting memiliki dampak yang sangat luas dan serius bagi generasi emas bangsa. Hal ini pada gilirannya akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan sosial dan ekonomi negara secara keseluruhan dan pada ujungnya akan mempengaruhi pembangunan Daerah dan Nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi dalam penanggulangan stunting Kabupaten Luwu Timur serta cara untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (kombinasi kuantitatif dan kualitatif). Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metodelogi kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pembagian kuesioner yang akan disebar kepada petugas kesehatan dan masyarakat Kabupaten Luwu Timur. Sedangkan metode kualitatif yang digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap terkait hambatan atau kendala penanganan stunting. Hasil kajian aspek social penanggulangan stunting menemukan bahwa adanya stigma negative tentang stunting di masyarakat, yang membuat ibu menjadi enggan untuk membawa balitanya untuk datang keposyandu, pemberian PMT hanya smpai 56 hari saja sehingga kurang maksimal dalam menangani stunting, kurangya dukungan keluarga khususnya suami dalam pencegahan stunting. Selain itu ada jumlah anggota keluarga yang tinggal di satu rumah membuat kondisi tidak ideal