DETERMINAN PERILAKU SEKSUAL MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BORNEO MEDISTRA DI BALIKPAPAN TAHUN 2015
DETERMINANTS OF SEXUAL BEHAVIOR OF BORNEO MEDICAL ACADEMIC STUDENTS IN BALIKPAPAN 2015
Keywords:
keterpaparan pornografi, perilaku seksualAbstract
Masa remaja adalah masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa dan mereka relatif belum mencapai tahap kematangan mental serta sosial sehingga harus menghadapi tekanan emosi, psikologi, dan sosial yang saling bertentangan. Di negara berkembang masa transisi itu berlangsung sangat cepat. Bahkan usia saat berhubungan seks pertama ternyata selalu lebih muda dari pada usia ideal menikah (Suriah, 2007). Di Indonesia 63% remaja sudah pernah melakukan kontak seksual dengan lawan jenisnya dan 21% pernah melakukan aborsi (BKKBN, 2008). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari dan menjelaskan determinan yang berhubungan dengan perilaku seksual pada mahasiswa akademi kebidanan Borneo Medistra di Balikpapan tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat pengumpul data berupa kuesioner dengan sampel sebanyak 202 responden. Penelitian ini tidak menggunakan tehnik pengambilan sampel tetapi yang digunakan adalah total populasi yaitu Tingkat I dan II mahasiswa Akademi Kebidanan Borneo Medistra Balikpapan. Uji statistik menggunakan Chisquare dan regresi dan regresi logistic sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 52% mahasiswa memiliki perilaku seksual tinggi dan variabel yang berhubungan secara signifikan adalah pengetahuan, tempat tinggal, paparan media pornografi, komunikasi dengan orangtua dan pengaruh teman sebaya. Variabel yang dominan berhubungan dengan perilaku seksual berisiko adalah keterpaparan media pornografi dengan nilai OR 2,612 artinya mahasiswi yang keterpaparan media pornografinya tinggi berisiko 2.6 kali lebih tinggi memiliki perilaku seksual berisiko dibandingkan dengan mahasiswi yang keterpaparan media pornografinya, setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan, tempat tinggal, dan pengaruh teman sebaya. Disarankan untuk lebih memfokuskan dalam pengawasan dan penanganan terhadap situs pornografi, mengefektifkan sistem pemblokiran media pornografi, melakukan pengawasan intensif terhadap perilaku yang mengarah negatif, meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikulerr, meningkatkan kegiatan kerohanian, melakukan pengawasan waktu luang mahasiswa, terutama dalam hal penggunaan media elektronik, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada variabel keterpaparan media pornografi.